Pages

Sunday, October 23, 2011

Padepokan: Ubuntu, Hijrahku, dan Tulisanku

Huah, benar-benar tak ingat aku, kapan terkahir kali aku meng-update blog ini..
Daripada melantur seperti biasanya, sebaiknya kumulai saja post ini sebelum para pembaca ngomel (memangnya aku punya? =P)..

pokoknya, sejak aku hijrah ke Ubuntu, sejak aku sukses dengan XAMPPku dan punya web serverku sendiri sebenarnya, aku lebih sering nulis di web lokalku itu. Berbeda dengan blog ini, Content Management System-nya Wordpress. Sejak saat itu, kali aku pakai Jendela bisa dihitung dengan jari (tangan+kaki).

latar belakang
Dulu, aku menggunakan Jendela bajakan untuk Dell-ku tersayang ini. Suatu hari, ibu menceritakan padaku tentang sebuah perkumpulan keren yang memfokuskan diri belajar tentang open source. Ibu juga memberi tahu, bahwa aku yang memakai OS bajakan ini menanggung beban moral... tak tertarikkah aku mencoba Linux?

Hah..? pikirku waktu itu. Open source? Sumber apaan memang yang dibuka? Linux? Penyakit apaan tuh?

Bercanda! Aku memang belum familiar dengan kedua kata itu, tapi jelas aku pernah dengar bahwa ada OS lain selain keluaran Microsoft, dan Linux sering kudengar. Tapi apaan sih itu?

Datanglah aku ke Padepokan, dan aku mencari tahu tentang IGOS, sebuah gerakan yang "berlandaskan semangat merdeka, bahwa teknologi (khususnya perangkat lunak) tidak selayaknya disembunyikan dan dikuasai oleh segelintir orang demi alasan rahasia perusahaan."
IGOS - Indonesia Go Open Source!

Di pertemuan pertama, aku meng-install Ubuntu, salah satu distro (bukan toko baju, ya, tapi variasi) Linux yang paling ngetop. Kali itu aku mendapat versi Lucid Lynx 10.04, yang masih kugunakan sampai sekarang.

padepokan
'Guru' yang mengajar asyik, bijak, berpengalaman pula. Namanya Y. Dwiharyanto. Aku belajar sangat, sangat banyak dari beliau. Beliau yang menarik minatku pada IT. Selama ini aku belajar di IGOS, beliaulah yang 'mengajar' kecuali pertemuan pertama. Kata-kata yang dikutip itu, karena disini mereka tidak menetapkan sebagai mengajar-atau-diajar... tapi sharing, saling berbagi.

Untuk mulai menguasai segala tentang open source, pelajaran kami dibagi menjadi beberapa tingkat. Newbie, Techie, etc., etc... kurikulum lengkapnya ada di sini. Alhamdulillah aku sudah lulus Newbie beberapa bulan yang lalu. Sebagai tugas akhir, kami diwajibkan membuat tulisan untuk Saung. Ini dia tulisanku, kebanyakan ngoprek sendiri karena saat itu aku tak banyak dapat fasilitas internet di rumah:


Linux-ku, Ubuntu-ku
Aku bangga, dan nyaman sekali dengan Lucid-ku. Versi terbaru sudah pakai kernel terbaru. 11.04, kalau tak salah. Tapi aku masih suka 10.04ku. Lucid. Ini screenshot desktopku, sekilas mirip Mac OS:

Banyak orang bilang Linux itu susah. Tidak juga sih, sebenarnya. Memang benar 'pasokan' software-program untuk di Linux download-install-nya tak semudah di Jendela, seringkali pakai terminal (sebenarnya, biasanya lebih enak pakai terminal) atau semacam Command Prompt di Jendela. Tapi Linux ini terkenal kebal virus, kalaupun ada kan paling hanya di jaringannya saja. 'Pernak-pernik' yang menarik adalah sbb:

multi desktop - desktop cube


Jika panelku penuh, yang perlu kulakukan hanya tekan Ctrl+Alt+ arrow key. Aku punya 4 dekstop disini, bukan hanya satu seperti Jendela.


bisa diubah-ubah juga latarnya...


paint fire

kurang berguna sebenarnya, tapi lumayan untuk 'mejeng' alias pamer ke teman-teman dengan Shift+super:


water
Sama seperti paint fire, gunanya pun nyaris tak ada. Tapi untuk pamer oke punya. Banyak temanku yang (sangat) tertarik karena fitur-fitur seperti ini.

seakan layarmu adalah genangan air yang terusik..

Segala serba-serbi tentang Linux, terutama Ubuntu, yang lebih mendasar, lebih tinggi, dan berguna, silahkan dicari tahu di webnya IGOS. Silahkan.