20 Juni 2014
Sekitar
pukul 5 pagi, diiringi dering alarm dari ponsel yang memang kuletakkan di dekat
telinga, aku teruduk bangun. Mati-matian melawan godaan untuk kembali meringkuk
dalam sleeping bag, aku bangkit menyongsong hawa dingin subuh Cemara
Siu. Air wudhu yang kuambil saking dinginnya bagai sengatan listrik saat
menyentuh kulit; mata yang awalnya hanya beberapa watt langsung siaga.
Lombok
yang kukira temeraturnya panas – dan memang benar, di daerah pantainya –
ternyata bisa sedingin ini. Salah satu bentuk ketololan yang didasari pada
pemikiran dangkal serta pengetahuan yang terbatas. Memangnya berapa ketinggian
tempat ini, hah? 10, 100, 250 mdpl? Wush! Kita sudah 1 kilometer vertikal di
atas laut dan pantai-pantai indah pulau yang bentuknya kayak kecebong ini.
Gunung Rinjani sendiri disebut sebagai tempat bersemayamnya Dewi Anjani