Monday, December 25, 2017

Kaderisasi

Tingkat tiga. Terhitung sejak SMA, aku sudah menghabiskan ratusan hari rasa kaderisasi sekental espresso. Inisiasi ini, diklat itu; bahkan menjadi dalangnya. Semuanya tampak sama.

Tapi untuk kali ini, - dan semoga kali terakhir selamanya, amin, karena aku sudah jenuh - kisah lama tak terulang kembali, karena aku memutuskan untuk muncul sebagai anomali.

Wednesday, December 21, 2016

Seseorang yang Semua Tahu Tentangnya

Pak Tua melihatku tepat di mata, dan berkata, “Kamu, cari tahulah tentang seseorang, yang semua orang di dunia tahu tentangnya. Apakah dia sahabat atau musuh. Apakah dia dekat atau jauh. Apakah harus dicari, atau darinya kamu bersembunyi. Perasaan apa yang diberikan kehadirannya terhadapmu, karena kamu pasti akan bertemu.”

Pak Tua tahu aku tidak tahu, dibiarkannya aku berjalan sepanjang hari. Aku menyusuri setengah kota, setengah negara, setengah dunia, dan bertanya pada orang-orang yang ada Mereka semua tahu tentangnya, tapi jawaban mereka selalu berbeda.

Kadang, ia menemui orang yang sudah dewasa. Kadang orang yang masih muda.
Beberapa orang kerap mengingatnya. Beberapa yang lain ingin melupakannya. Beberapa orang hanya tahu. Beberapa orang sangat akrab.

Seorang bayi aborsi berkata, seorang yang tidak pernah melepasku dari pelukannya, melainkan sekejap saja.

Seorang jutawan berbadan tambun mengatakan, seorang yang selagi bisa ingin kulupakan, yang kupercaya bisa kuhalau dengan pil dan obat-obatan.

Seorang bermata teduh berkata, seorang yang selalu berusaha kuingat, karena ia akan mengajakku ke suatu tempat. Di tempat itu aku tidak ingin merasa sesal dan bersedih hati.

Seorang bermata menyala dan tangan terkepal berseru, seseorang yang akan menjemput Orang-Orang Kafir ini, dan mengantar mereka ke Neraka.

Seorang penganut berkata, seorang yang akan menyentuhku dan setelahnya aku akan lahir kembali.

Seorang ibu di samping makam kecil berkata, pembawa kesedihan, dan lebih memilih menemui putraku, dan lebih mencintainya dibandingkan aku.

Seorang Pasukan Mawar berkata, dengan air mata, seorang yang demi Dia ingin kutemui, yang akan kuundang ke rumahku dengan Isyarat ini.

Seorang pemegang kuasa berkata, seorang yang berusaha kuhindari, selama itu aku bisa menyuruhnya mengunjungi yang lain.

Seorang bocah di Palestina berkata, dia kerap mengetuk pintu-pintu, dan sudah menjemput banyak anggota keluargaku.

Seorang mengambang di tengah laut berkata, seorang yang berusaha kutunda pertemuan dengannya, tapi ia masih mendapatkanku, bagaimanapun juga.

Seorang bocah di Suriah berkata, dia datang setiap saat, aku melihatnya setiap saat, aku bahkan memikirkannya setiap saat.

Aku bertanya, apa dia menakutkan? Apa darinya kau bersembunyi?

Pandangan kedua bocah tak dapat - tak akan dapat - kupahami.

Pak Tua, kataku pada malam, aku masih tak mengerti.

Sunday, December 11, 2016

Dondar dan Percaya

Terdorong oleh suatu alasan untuk menghapus status GNU, aku mendaftar dua unit pada Festival tahun ini. Salah satunya Korps Sukarela PMI (KSR) cabang ITB, yang tak begitu banyak diketahui keberadaannya (aku saja baru tahu). Sebagai salah satu rangkaian kaderisasi, calon anggota diminta membantu mengadakan donor darah yang terlaksana tanggal 24 November lalu di Labtek V.

Donor darah KSR selalu penuh dan ramai, meski KSRnya sendiri gaib eksistensinya di kampus. Ini karena kehadiran sponsor yang baik hati. Lihat saja event terakhir, ada iming-iming “Free flashdisk Sandisk 8 GB *untuk 200 pendonor pertama” padahal target kita kali ini memang 200 kantong darah.

Saking ramainya kami bahkan mulai 1,5 jam lebih awal dari jadwal

Aku hadir sebagai panitia, logistik/dokumentasi/pendaftaran. Acara ini sukses walau target tidak tercapai. Aku juga sukses karena mendonor tanpa pingsan (padahal tekanan darahku rendah, pernah sampai 90/60, dan sebelum mendonor harus lari keliling Labtek supaya tekanannya naik di atas ambang), pulang dengan flashdisk di tangan. Bahkan aku merasa lebih segar dari sebelumnya.

Jadi, dondar ini berakhir baik dengan 175 labu darah, 3 orang pingsan, dan 1 orang histeris.

Sunday, November 27, 2016

Finding Species

Tugas besar praktikum Palentologi

Saturday, October 29, 2016

Balearica Nirada & Bramantya's Sudden Substitute





Deg.

Kulihat seseorang mengangkat kedua tangannya, membentuk tanda khusus yang merupakan sebuah kode. Aku tersentak, kaget. Orang itu menggunakan baju lengan pendek berwarna putih, dengan gambar burung berwarna biru dan tulisan Balearica Nirada di bawahnya. Aku, kebetulan, juga memakai baju yang sama, dan orang itu (beserta 133 orang lainnya) merupakan kolegaku medik INTEGRASI ITB 2016. Yang membuatku kaget adalah isyarat yang dibuatnya, dan kondisi aku berada sekarang.

Tiga menit lalu, isyarat itu akan punya cerita yang lain. But the whole storyline had been reworked in 185 seconds.

Tuesday, May 31, 2016

Peserta SBMPTN 2016 Termuda (?)

Aku akan menulis post ini dengan sedikit bumbu kesan fenomenal.

Jadi, ketika SBMPTN 2016 sedang berlangsung, sekitar pukul 10.30 tadi pagi, ponselku berdering dan membawa kabar aneh. Kabar aneh itu membuatku menyalakan TV, mencari channel yang kemudian menayangkan berita ini:

Ada tiga hal yang terasa ganjil untukku, yaitu:
1. pemuda yang tertampang di layar TV adalah yang setiap hari kuomeli dan kusuruh-suruh karena ia adalah adikku, Musa Izzanardi Wijanarko,
2. embel-embel ‘peserta SBMPTN termuda 2016', nasional lagi. Suatu statement yang berani, semoga ada data yang mendukung, dan
3. umurnya 13 tahun

Tuesday, January 5, 2016

Kejutan dan Kehilangan


Kejutan. A nasty surprise.
Sayang sekali harus mengawali post awal tahun dengan ini.


Sunday, December 20, 2015

Catching Up 2015

So, it's been a year, a month, and 27 days since the latest post. Kalau tahun ini berakhir tanpa satu post pun sedangkan aku mengaku suka menulis, itu memalukan. I will dishonor my family *Mulan style

Selama satu tahun, satu bulan, dan 27 hari itu aku sudah turun dari Rinjani, turned 17, ngerjain UN, ngerjain teman dengan bilang aku nggak lulus, nembak dan ditolak (SNMPTN -nya), ikut les untuk pertama kalinya dalam hidup, nembak lagi (universitas lewat SBMPTN), lebaran, naik Lawu, turun Lawu, naik Semeru, turun Semeru, naik berat badan tapi nggak turun (damn!), dan mulai kuliah di ITB.

Masa penantian pengumuman SNMPTN,  aku menunggu tapi dengan sedikit keyakinan. Reputasi akademikku di sekolah lumayan bagus. Maka, ketika pengumuman tiba dan aku gagal, aku sedikit terpukul untuk sekitar semenit.

Then turned everything into a joke and laugh heartily.

Memang kurang ajar juga, sih. Nembak FTI ITB atas nama sekolah dengan zero popularity di sana. Kayak pengemis nembak putri raja.... kecuali, kalau aku memang setulus Takatuliang dan cintanya. Masalahnya aku tak punya bukti dan berhadapan dengan dinginnya sistem seleksi.

Why was I so fixated about FTI, anyway?

Ketika kupikir lagi, jalan pikiranku masih terbatas dan masih linear saat itu. Aku suka semua IPA, tapi paling suka kimia ---> teknik kimia atau kimia murni ---> teknik kimia, karena peluang kerjanya lebih gede.

BOOM

Dalam masa sebulan antara pengumuman SNMPTN dan tes SBMPTN, aku ikut les intensif. Kami, ras buangan, digilas dengan soal-soal, ditatar dengan proset sampai muntah darah. Suatu derita yang tidak pernah dirasakan anak SNMPTN. Salah satu alasan yang membuatku masih dendam dengan mereka. Coba bayangin mereka yang datang jauh-jauh, ngekost hanya untuk les dan tes SBMPTN. Bayangkan perjuangan mereka! Bayangkan!

Aku sih tetap di Bandung. Sans.

Selama satu bulan itu, aku banyak berdiskusi dengan orang-orang. Bagaimana passion mereka, usaha mereka, cita-cita mereka, serta prospek yang mereka bayangkan dan ingin mereka kejar. Akhirnya beberapa hari sebelum pendaftaran SBMPTN terakhir, kuputuskan bahwa aku bisa menggabungkan ilmu sains pada satu hal yang merupakan hobiku. Minatku.

Malam terakhir pendaftaran SBMPTN batu kusampaikan keputusan itu pada orangtuaku. Pecah konflik. Entah untuk yang keberapa kali.

Then I went through it and here I am.

Sebagai bagian dari Massa Bumi FITB 2015, yang, FYI, mendapat gelar best supporter dalam TPB Cup 2015 dan menggulingkan dinasti FTTM yang sudah bertakhta 7 tahun lamanya. Closing performance kami dapat dilihat di YouTube ^^b *promosi

Terlalu banyak orang. Terlalu banyak interaksi yang terpaksa kulakukan. I can feel part of my a-social side fading away -_-

Dan kini semester pertama sudah berakhir. I did quite good, but not good enough. As expected, I can no longer be on the top of everyone, much to my excitement. Finally there are people to compete with side by side.

Sebagai orang yang nggak supel banget, putting up with so many people is taxing. But I meet few people that are of 'the race that knows Joseph' - borrowing Anne's words. That's all I need for my social life, I guess.

Gua GNU 2015, and am giving my spare time on Icarus Learning Club. GNU bukan karena sok ngambis atau ga minat, tapi karena bingung mau masuk unit apa di antara yang kuminati (And I knew full well I couldn't enter them all) akhirnya nggak masuk apa-apa. Pretty smart eh?

So for now, things are going fine. I'll have to do better for my next target, though.

Tapi ada sesuatu yang mengganjal di sudut pikiran. Misalnya Waikato Univ. yang masih kepikiran dari awal tahun ini. Serta semacam dorongan untuk belajar bahasa lagi.

Perhaps next is going abroad.

Thursday, October 23, 2014

Rinjani Trip Day 2 : Higher than Mahameru

21 Juni 2014

2.07 WITA
Bangun. Siap-siap summit attack.

Saturday, September 6, 2014

Rinjani Trip Day 1: Di balik bukit masih ada bukit






20 Juni 2014
Sekitar pukul 5 pagi, diiringi dering alarm dari ponsel yang memang kuletakkan di dekat telinga, aku teruduk bangun. Mati-matian melawan godaan untuk kembali meringkuk dalam sleeping bag, aku bangkit menyongsong hawa dingin subuh Cemara Siu. Air wudhu yang kuambil saking dinginnya bagai sengatan listrik saat menyentuh kulit; mata yang awalnya hanya beberapa watt langsung siaga.

Lombok yang kukira temeraturnya panas – dan memang benar, di daerah pantainya – ternyata bisa sedingin ini. Salah satu bentuk ketololan yang didasari pada pemikiran dangkal serta pengetahuan yang terbatas. Memangnya berapa ketinggian tempat ini, hah? 10, 100, 250 mdpl? Wush! Kita sudah 1 kilometer vertikal di atas laut dan pantai-pantai indah pulau yang bentuknya kayak kecebong ini.

Gunung Rinjani sendiri disebut sebagai tempat bersemayamnya Dewi Anjani