Pak Tua melihatku tepat di mata, dan berkata, “Kamu, cari tahulah tentang seseorang, yang semua orang di dunia tahu tentangnya. Apakah dia sahabat atau musuh. Apakah dia dekat atau jauh. Apakah harus dicari, atau darinya kamu bersembunyi. Perasaan apa yang diberikan kehadirannya terhadapmu, karena kamu pasti akan bertemu.”
Pak Tua tahu aku tidak tahu, dibiarkannya aku berjalan sepanjang hari. Aku menyusuri setengah kota, setengah negara, setengah dunia, dan bertanya pada orang-orang yang ada Mereka semua tahu tentangnya, tapi jawaban mereka selalu berbeda.
Kadang, ia menemui orang yang sudah dewasa. Kadang orang yang masih muda.
Beberapa orang kerap mengingatnya. Beberapa yang lain ingin melupakannya. Beberapa orang hanya tahu. Beberapa orang sangat akrab.
Seorang bayi aborsi berkata, seorang yang tidak pernah melepasku dari pelukannya, melainkan sekejap saja.
Seorang jutawan berbadan tambun mengatakan, seorang yang selagi bisa ingin kulupakan, yang kupercaya bisa kuhalau dengan pil dan obat-obatan.
Seorang bermata teduh berkata, seorang yang selalu berusaha kuingat, karena ia akan mengajakku ke suatu tempat. Di tempat itu aku tidak ingin merasa sesal dan bersedih hati.
Seorang bermata menyala dan tangan terkepal berseru, seseorang yang akan menjemput Orang-Orang Kafir ini, dan mengantar mereka ke Neraka.
Seorang penganut berkata, seorang yang akan menyentuhku dan setelahnya aku akan lahir kembali.
Seorang ibu di samping makam kecil berkata, pembawa kesedihan, dan lebih memilih menemui putraku, dan lebih mencintainya dibandingkan aku.
Seorang Pasukan Mawar berkata, dengan air mata, seorang yang demi Dia ingin kutemui, yang akan kuundang ke rumahku dengan Isyarat ini.
Seorang pemegang kuasa berkata, seorang yang berusaha kuhindari, selama itu aku bisa menyuruhnya mengunjungi yang lain.
Seorang bocah di Palestina berkata, dia kerap mengetuk pintu-pintu, dan sudah menjemput banyak anggota keluargaku.
Seorang mengambang di tengah laut berkata, seorang yang berusaha kutunda pertemuan dengannya, tapi ia masih mendapatkanku, bagaimanapun juga.
Seorang bocah di Suriah berkata, dia datang setiap saat, aku melihatnya setiap saat, aku bahkan memikirkannya setiap saat.
Aku bertanya, apa dia menakutkan? Apa darinya kau bersembunyi?
Pandangan kedua bocah tak dapat - tak akan dapat - kupahami.
Pak Tua, kataku pada malam, aku masih tak mengerti.
Wednesday, December 21, 2016
Sunday, December 11, 2016
Dondar dan Percaya
Terdorong oleh suatu alasan untuk menghapus status GNU, aku mendaftar dua unit pada Festival tahun ini. Salah satunya Korps Sukarela PMI (KSR) cabang ITB, yang tak begitu banyak diketahui keberadaannya (aku saja baru tahu). Sebagai salah satu rangkaian kaderisasi, calon anggota diminta membantu mengadakan donor darah yang terlaksana tanggal 24 November lalu di Labtek V.
Donor darah KSR selalu penuh dan ramai, meski KSRnya sendiri gaib eksistensinya di kampus. Ini karena kehadiran sponsor yang baik hati. Lihat saja event terakhir, ada iming-iming “Free flashdisk Sandisk 8 GB *untuk 200 pendonor pertama” padahal target kita kali ini memang 200 kantong darah.
Aku hadir sebagai panitia, logistik/dokumentasi/pendaftaran. Acara ini sukses walau target tidak tercapai. Aku juga sukses karena mendonor tanpa pingsan (padahal tekanan darahku rendah, pernah sampai 90/60, dan sebelum mendonor harus lari keliling Labtek supaya tekanannya naik di atas ambang), pulang dengan flashdisk di tangan. Bahkan aku merasa lebih segar dari sebelumnya.
Jadi, dondar ini berakhir baik dengan 175 labu darah, 3 orang pingsan, dan 1 orang histeris.
Donor darah KSR selalu penuh dan ramai, meski KSRnya sendiri gaib eksistensinya di kampus. Ini karena kehadiran sponsor yang baik hati. Lihat saja event terakhir, ada iming-iming “Free flashdisk Sandisk 8 GB *untuk 200 pendonor pertama” padahal target kita kali ini memang 200 kantong darah.
Saking ramainya kami bahkan mulai 1,5 jam lebih awal dari jadwal |
Aku hadir sebagai panitia, logistik/dokumentasi/pendaftaran. Acara ini sukses walau target tidak tercapai. Aku juga sukses karena mendonor tanpa pingsan (padahal tekanan darahku rendah, pernah sampai 90/60, dan sebelum mendonor harus lari keliling Labtek supaya tekanannya naik di atas ambang), pulang dengan flashdisk di tangan. Bahkan aku merasa lebih segar dari sebelumnya.
Jadi, dondar ini berakhir baik dengan 175 labu darah, 3 orang pingsan, dan 1 orang histeris.
Subscribe to:
Posts (Atom)