Monday, February 25, 2013

Ada Apa Dengan Anak SMA?


There's something wrong about Mary high school boys...

I wasn't really sure at first. About how and who was I going to be friend with. Although my new friends aren't quite like my old ones, but at the very least, many.. no, some of them can accept me. That's enough.
Aku tak banyak masalah dengan pelajaran. All's going well with IPA. Alhamdulillah, UAS lalu semua mata pelajaran di atas 80 dan 90 kecuali Geografi... 78. Bahkan ada yang 100 teng; PLH dimana aku pernah membuat laporan kelompok sendiri mati-matian... *confetti

Tapi tulisan kali ini bukan (cuma) untuk sombong.. meskipun sudah (*bata). Kan masih ada si juara kelas di atasku. Aku menulis dengan tujuan membawakan berita terkini tentang kehidupan para siswa SMA yang fresh lulusan SMP.

Kalau mau jujur, aku kaget bahkan sempat takut kiamat sudah dekat. Kebanyakan dari mereka berumur 15 tahun, tapi omongan dan candaan mereka itu.... bisa dibilang, kalau diucapkan di masjid Salman ITB saat mentoring Minggu, hal itu bakal bikin daerah sekitar hening kayak di bulan. Terdiam saking kagetnya. Saking tabunya. Dan jelas, bagiku kurang pantas bagi mereka yang notabenenya masih lulusan SMP. Ataukah anak-anak sekarang memang lebih cepat dewasa?


Simpel sebenarnya. Sekalinya niat, apa saja yang dibicarakan bisa langsung menjurus ke seks, meski dengan mudahnya mereka mencari alasan untuk perkataan yang AMBIGU itu... (harus di-caps lock). Setiap perkataan diikuti rage If you know what I mean. Okelah, kalau masih berorientasi normal mungkin bisa tahan meskipun membuat risih. Tapi dengan entengnya pula mereka bercanda bahwa mereka, terutama yang cowok, adalah homo atau gay. Berpura-pura bersikap seperti itu. Memang cuma bercanda, tapi.. back then, mengingat dunia yang kutahu, semua hal seperti itu adalah tabu. 

Melihat keadaan ini, Conspiracy Keanu dalam kepalaku mengirim peringatan, jangan-jangan ini adalah rencana Zionis untuk mencemari dunia pelan-pelan, dalam rangka menguasai dunia...  mengingat banyak tontonan dan hiburan yang seperti itu. Yang mengubah sesuatu yang tabu jadi biasa, dibuat benar, bahkan bahan candaan. Bahkan aku saja mengikuti salah satunya.

Tapi jangan salah. Aku juga melihat sedikit cahaya dalam kegelapan. Ada seorang anak kelas sebelah yang begitu kuat keyakinannya sehingga aku terkagum-kagum. Kalau kebanyakan sukanya bermanja-manja dengan pacar, anak ini sama sekali tak mau disentuh yang bukan mahrom. Ia langsung melompat ke belakang kalau ada yang iseng ingin menyentuh. Ia menyelebungi tangannya dengan lengan jas kalau harus berdekatan dengan perempuan. Bukankah orang seperti itu kini susah dicari? Di zaman ketika orang mengira melihat tungkai-tungkai mulus di film adalah biasa?

Dia memang jadi semacam simbol, tapi tak ada yang benar-benar serius mengoloknya karena itu. Satu-satunya kasus 'penyentuhan' yang kutahu aku sendiri yang melakukan. Ketika itu aku sedang membantu mencabut beberapa tumbuhan paku dari dinding untuknya, sebagai spesimen biologi. Entah bagaimana tangannya tersentuh oleh jariku (aku nggak sengaja; suer deh!) dan dia hanya diam saking kagetnya.

Ya Tuhan, lindungi ia. Ia benar-benar motivator buatku... meski aku nggak begitu se-touchproof sepertinya. Sungguh beruntung siapapun yang bakal bisa mengakuinya sebagai suami kelak (ia cuma mau pacaran sama istrinya nanti, katanya).

Hahahah... subhanallah, ya?

Dan dunia pun terus berputar bersama segala macam manusia di atasnya...

No comments:

Post a Comment