Tarik nafas. Udah.
Tahan nafas. Siap.
Daan....
Saksikanlah, saudara-saudara! Si Nan ini lulus seleksi untuk olimpiade, gitu! *confetti mana confetti
No big deal sih. Maklum sajalah, aku memang rada norak kadang-kadang. Aku tahu aku cukup mampu di bidang matematika. Dan, soal yang melibatkan nalar dan bukan cuma sekedar rumus adalah spesialisasiku; salah satu hal yang bisa bikin aku betah ngitung-ngitung di kertas sampai berjam-jam.
Tapi dari 40 lebih anak yang ikut seleksi, hanya 4 anak kelas X yang lolos. Termasuk aku. Well, 3 sih, karena satu anak lagi spesial diundang ikut gara-gara pernah berpartisipasi dalam olimpiade matematika sewaktu SMP. Si D yang pernah kutulis dulu.
Hari ini, sudah kali kedua tim kami pemantapan. Pertama di sekolah, yang kedua di Salman ITB. One fun fact: pepohonan membantu kerja otak. Serius. Gandhi mendapat pencerahan saat bertapa di bawah pohon. Newton menyusun Hukum Gravitasi-nya saat sedang berbaring di bawah pohon apel. Albert Einstein berkata, ia selalu dapat berpikir jernih saat sedang berjalan-jalan di perbukitan. Dan aku, aku sendiri merasa lebih mudah mengerjakan soal di tengah rerimbunan. Ditemani secangkir teh (gratisan).
Oya, barangkali ada yang belum tahu, Salman ITB menyediakan teh dan kopi gratis untuk hari biasa. Tempatnya di Selasar Hijau. Ini yang membuat Salman jadi tempat diskusi favorit.
Balik lagi, untuk persiapan tim kami sih bersahaja saja. Sederhana, begitu, mengingat kami hanya latihan kurang dari seminggu sebelum hari H. Seram rasanya memikirkan tim lain yang kabarnya sudah berlatih sejak JANUARI. Tapi yah, hitung-hitung cari pengalaman. Sebab, matematika adalah ibu segala ilmu pengetahuan. Camkan itu.
Kunci dari mengerjakan soal di olimpiade ada dua: 1) cara cepat untuk mengejar waktu, yang sebagian besar berupa rumus-rumus yang kurang bersahabat dan 2) ide, logika, dan nalar murni. Yang disebut terakhir yang paling penting sebab, kalau kita tak bisa menalar dan mengerti soalnya, dengan rumus bagaimanapun soalnya tak selesai... kecuali kita menghafal jenis soal, dan itu nggak banget rasanya.
Aku kembali menemukan teman sehati kini, termasuk kakak kelas, karena ada satu yang menyatukan kami: matematika. Senang rasanya berdiskusi mengenai suatu soal, atau berlomba mengerjakan soal lainnya.
Barangkali ada yang mau iseng mengerjakan, ini ada beberapa soal dari Seleksi Olimpiade Tingkat Kabupaten/Kota 2007 depdiknas.
Soal-soal olimpiade:
Wow, congrats! Win this!
ReplyDeleteMmmmm, Nan, Kmu anak Es-Em-A ya??? Tak kirain anak kuliahan. Jujur de, tulisanmu itu.... dewasa :D
ReplyDelete@Akhyar: I couldn't.. this time
ReplyDelete@Vivi: Yeah. Bukan untuk pertama kalinya, kok. Bahkan seantero sekolah dan psikolog bilang aku terlalu tua untuk tubuhku =p
ReplyDeleteBerarti, sewaktu cerpenista masih ada dan aku ciptakan grup Para Cerpenis, aku masih 1 SMP. Dan... izzassi yang sudah SMA selalu memanggilku 'kak'. Dan... aku biarkan saja. haha.
wah hebat kamu nan...nanti pasti bisa masuk itb beneran, bukan hanya minum teh gratis. hehehe.
ReplyDeleteaku udah aktif lagi jadi blogger. jangan lupa kunjungi ya :)
@Thames: amin, makasih
ReplyDeleteThanks for telling me. Kalau enggak, aku nggak bakal balik ke blogmu karena harapan yang semakin menipis...