Saturday, March 9, 2013

Watashi no birthday gift ~

Hari ini, ya, di hari yang labil dimana panas kalau siang lalu hujan lebat ga niat sore-sore, itu hadiah ulang tahun dikasihkan ke aku.... <== gagal total niruin tulisan Pidi Baiq

Singkatnya saja, disebabkan aku sudah mangap sedikitnya 5 menit untuk menulis paragraf ini saking susahnya mencari kata yang tepat, aku merasa bahagia. Kacida, dak. Hingga sulit dilukiskan kata-kata. Bahkan rasa senang itu sudah terbawa-bawa sampai ke pagi sebelumnya, dimana aku pergi kesana-kemari mencari alamat tanpa bisa jalan normal, tapi loncat-loncat kayak kancil sambil nyanyi. Itu teman sebangku UTSku sampai geleng-geleng.

Dan kenapa harus bahagia? Bukannya tiap hari selalu ada nikmat dari YME untuk setiap hambanya sehingga mereka berbahagia?


Ya, alhamdulillah. Tapi ada pelengkapnya lagi.

Pertama, UTS akhirnya selesai dan dengan ini berakhirlah masa begadang untuk belajar. Bang Roma jangan protes, ini untuk belajar lho. Momen ini sangat penting dan bersejarah. Kayaknya ada baiknya mendirikan sebuah tugu apa gapura dalam rangka memperingati, gitu.

Kedua, hari itu datang juga. Hari dimana aku bisa bertemu dengan teman-teman lama lagi, jaman SD dulu. Teman yang selama ini cuma bisa bertemu namanya saja di layar komputer. Untung aku keukeuh pingin ngadain reunian yang, kata Aqmar, biar mini yang penting kualitasnya maxi. Hihi.
Seru dan mungkin akan kubuat tulisan tersendiri saja.

Ketiga, adalah semacam anugerah yang merupakan campuran dari hal-hal indah yang patut disyukuri (apaan sih)... yaitu, teman yang peduli, hadiah dari hati yang tulus, kenang-kenangan berharga, dan cerita detektif.



Sewaktu ngumpul-ngumpul itu, dihadiahilah aku dengan sebuah novel Agatha Christie yang belum kupunya. Yang memberi itu Fia, my best friend bihari jaman baheula. Ia ingat kapan ulang tahunku, ingat apa kegemaranku. Dan sungguh hati ini tersentuh oleh rasa terimakasih dan menghangat dalam syukur. Bolehlah teman sepergaulanku di sekolah ini tak sebanyak anak-anak lain, tapi yang benar-benar kuinginkan dan kubutuhkan adalah teman yang benar-benar teman... sahabat.

Novel ini akan kujaga lebih baik dari keris pusaka... biar pun itu keris maut yang menghabisi nafas Ken Arok... (padahal ga punya keris).


Dan endingnya, duhai, terlalu mengejutkan untuk kata-kata. Ratu novel misteri sedunia memang tahu benar caranya membuat klimaks dalam sebuah cerita.... *ingat kejadian naas sewaktu lomba menulis, gara-gara nggak ada klimaksnya.

Udah ah, sudah malam dan ngantuk berat. Efek sampingnya ya jadi rada melankolis gitu.

No comments:

Post a Comment